Pandemi seolah menghentikan waktu. Rencana-rencana dibekukan. Target-target yang dipancang pada awal tahun diabaikan.
Tujuan hidup sementara berubah, tak lagi mencapai target ini itu, tetapi menjadi cukup masih baik-baik saja, secara fisik maupun mental. Yang mana tentu sulit. Virus ganas mengintai di luar sana. Kita juga harus berkompromi dengan banyak hal karena rutinitas hidup berubah, mungkin juga penghasilan.
Kami pun menunda beberapa rencana yang semula akan segera dilaksanakan setelah ayah si bocah menyelesaikan kuliah. Qadarullah, kuliah selesai bersamaan dengan mulai merebaknya virus itu. Sidang terbuka suami di Bandung hanya selang tiga hari setelah kasus pertama di Jakarta resmi diumumkan.
Wisuda yang kunanti-nanti juga batal. Iya, malah aku yang tak sabar menanti, yang melakoni kuliah malah cuek-cuek saja. Untung belum jadi pesan tiket kereta dan penginapan untuk keluarga di Kebumen. Sebagai wong Jawa, mencari keberuntungan dari suatu persoalan adalah sebuah jalan ninja.